Kurikulum Unggulan: Membentuk Kader Ulul Albab (4)

7. Pengantar Ideologi Besar Dunia

Ideologi adalah gambaran yang disadari maupun tidak disadari tentang kenyataan sosial-politik. Gambaran semacam itu biasanya dianggap benar tanpa dicari tahu alasannya. Orang-orang menerima begitu saja kebenaran gambaran tersebut. Mempengaruhi dan membentuk cara berpikir: benar-salah, baik-buruk, patut-tidak patut, untung-rugi.

Ideologi yang perlu diketahui antara lain: liberalisme, anarkisme, marxisme, sosialisme, komunisme, kapitalisme.

Diskusi tentang peta ideologi besar dunia secara garis besar, bagaimana pusaran dan kontestasi ideologi di dunia?

Bisa dijadikan rujukan:
1. Artikel Martin Suryajaya, “Pengantar Ideologi
2. Sejarah Ideologi Dunia karya Nur Sayyid Santoso

8. Kajian Isu, Populisme, dan Media

Banyak pengamat melihat adanya gelombang populisme dan histeria politik dalam masyarakat yang sedang bergerak ke kanan. Populisme dianggap sebagai ideologi tipis yang juga dipengaruhi oleh perkembangan media informasi. Melalui ragam media baru, ruang maya belakangan juga memperlihatkan wajah anarkisnya.

Semua orang seakan bebas menumpahkan semuanya di sana: kebencian, permusuhan, agresivitas, egoisme, dan beragam naluri jahatnya.

Para kontestan politik sering memanfaatkan peluang kepanikan massa untuk kepentingan elektoral jangka pendek. Menggunakan narasi oposisi biner, yang membelah posisi: kita dan mereka. ‘Kita’ adalah kelompok utama yang harus mendapat perhatian lebih dari negara dan ‘mereka’ adalah sebaliknya, yang mengancam keberadaan kita dan harus dibatasi geraknya.

Selalu dikobarkan bahwa pemimpin sejati harus bisa mewakili ‘kita’ dan menjadi pahlawan penyelamat dari ancaman ketakutan kita.

Kampanye yang efektif harus mampu mengaduk perasaan tentang ancaman: anti Islam, gendruwo, terorisme, ideologi asing, imigran gelap, kebangkitan komunis, penguasaan ekonomi minoritas, dan seterusnya. Semua itu dibungkus dengan bahasa emosional dan sederhana.

Infobesitas membuat orang malas berpikir kritis, tidak mau bersusah payah mencerna gagasan yang berat. Terpenting, semua pesan seolah mewakili kepentingan bersama, yang dinarasikan dengan bahasa: demi/untuk rakyat, demi/untuk pribumi, demi/untuk umat.

Diskusi tentang peta media, hegemoni dan oligarkhi, teori propaganda, komunikasi massa, kajian isu, mesin penebar isu, hingga analisis wacana kritis.

Bisa jadi buku rujukan:
1. Populisme Islam di Indonesia dan Timur Tengah (2019) karya Vedi R. Hadiz
2. Kuasa Media di Indonesia–Kaum Oligarki, Warga, dan Revolusi Digital (2018) Ross Tapsell

9. Marketing Gagasan dan Paham Ideologi

Belakangan, narasi-narasi untuk mendekati agama dengan satu tafsiran mutlak, ramai ditebarkan di lingkungan organisasi kampus. Kondisi keterpurukan umat Islam di seluruh penjuru dunia hari ini, menjadi landasan narasi yang memikat untuk mengajak pada solusi yang simplifikasi: kembali kepada kehidupan Nabi di masa lalu sebagai satu-satunya cara hidup yang akan mengembalikan kejayaan Islam.

Terbukanya keran reformasi telah melahirkan histeria kebebasan untuk berpendapat dan memperjuangkan gagasan melalui saluran organisasi. Di lingkungan kampus, masing-masing ideologi tersebut saling berkontestasi merebut ruang publik. Dengan cara-cara yang kekinian, masing-masing mencoba untuk memasarkan ideologinya kepada khalayak.

Bersambut gayung dengan meningkatnya semangat beragama yang serba ritualisasi dan tidak menyentuh substansi. Gejala Muslim urban ikut mendukung merebaknya gejala hijrah, yang bermuara pada eskapisme: lari dari masa lalu kelam kepada keagamaan instan. Meluruhkan sikap berpikir kritis yang menyentuh kedalaman penghayatan dan permenungan.

Di sinilah arti penting metode pemasaran gagasan. Mereka yang memahami realitas dan bisa menawarkan solusi yang tepat, akan menjadi arus utama. Sebaliknya, ide menarik yang tidak mudah diakses, mungkin tidak akan pernah mendapat tempat di hati publik.

Organisasi mainstrem seperti wadah mahasiswa Muhammadiyah kadang tidak masuk ke ranah ini serta orientasi geraknya tidak lagi memikat.

Diskusi tentang bagaimana dakwah di ragam komunitas, bagaimana IMM dan Muhammadiyah dikemas secara menarik dan konstektual, sehingga memikat?

Bisa dijadikan rujukan:
1. Strategi Marketing Ideologi Islam Transnasional (2019) karya M Ridho Agung
2. Dakwah Kultural Muhammadiyah (2004) karya PP Muhammadiyah
3. Menggerakkan Gerakan Jamaah dan Dakwah Jamaah sesuai Kebutuhan Jamaah (2017) karya Tim LPCR PP Muhammadiyah

Sulaiman Said
Latest posts by Sulaiman Said (see all)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *